
Selenggarakan Workshop on RCM Indonesia Project Lessons Learned
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) melalui Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (PSI Tanaman Pangan) sukses menyelenggarakan Workshop RCM Indonesia Project Lessons Learned di Aula Kantor Pusat BSIP Jakarta (10/2). Acara ini menjadi momentum penting dalam mengevaluasi perjalanan proyek Rice Crop Manager (RCM) / Layanan Konsultasi Padi (LKP) di Indonesia sekaligus mendorong pengembangan versi terbaru dari aplikasi LKP versi 2.0 yang diharapkan memberikan manfaat besar bagi petani padi di Indonesia.
Workshop ini dihadiri oleh Sekretaris BSIP, Dr. Ir. Haris Syahbudin, DEA, Kepala PSI Tanaman Pangan, Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc, serta Dr. Donna Cassimero, RCM Project Leaders dari International Rice Research Institute (IRRI) Headquarters beserta tim, para tamu undangan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Luar Negeri serta tim pelaksana kegiatan RCM Indonesia di 8 Provinsi yang turut hadir dalam kesempatan tersebut. Dengan jumlah total lebih dari 70 peserta yang turut berpartisipasi dalam acara ini, baik secara luring maupun daring.
Evaluasi Proyek RCM Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Nuning Argo Subekti, SP, M.Sc, selaku Koordinator Pelaksana RCM Indonesia Project, menegaskan bahwa kegiatan yang telah dilakukan selama dua tahun ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan layanan bagi petani padi. “Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi kita semua untuk belajar dari pengalaman dua tahun terakhir dan merumuskan rekomendasi guna meningkatkan adopsi serta efektivitas LKP,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi antara BSIP dan IRRI. “RCM Indonesia adalah bentuk kolaborasi ideal yang menghubungkan riset dan pengembangan dengan peningkatan daya saing pertanian. LKP dikembangkan dari riset panjang dengan melibatkan berbagai keahlian untuk menciptakan rekomendasi pemupukan yang sederhana namun sangat bermanfaat bagi petani,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyoroti transformasi BSIP menjadi Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BrMP), yang akan berfokus pada restrukturisasi dan modernisasi pertanian nasional. Dalam konteks ini, LKP versi 2.0 diharapkan menjadi salah satu instrumen utama dalam mendukung pertanian presisi di Indonesia.
Kolaborasi dan Teknologi untuk Pertanian Berkelanjutan
Pada workshop ini, narasumber dari berbagai provinsi yang telah berkontribusi dalam proyek RCM memaparkan hasil kegiatan yang telah berlangsung selama dua tahun. Para narasumber merupakan kolaborator pelaksana kegiatan yang berasal dari PSI Tanaman Pangan, Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi), Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BBPSI Penerapan), serta Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) dari delapan provinsi: Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Diskusi interaktif dalam workshop ini bertujuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan serta mencari solusi inovatif dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi RCM/LKP. Hasil diskusi menegaskan bahwa teknologi dan data berperan sebagai game changer dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Selain itu, keterlibatan petani dalam proses pengambilan keputusan menjadi faktor kunci dalam pemberdayaan mereka. Serta kolaborasi antara inovasi, kebijakan pemerintah, dan praktik lapangan juga menjadi fondasi utama dalam menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan.
Harapan untuk Masa Depan Pertanian Indonesia
Di penghujung acara, Sekretaris BSIP, Dr. Ir. Haris Syahbudin, DEA, menekankan bahwa LKP telah terbukti meningkatkan hasil panen serta efisiensi penggunaan pupuk. Menurut beliau LKP dapat diperhitungkan sebagai salah satu dasar dalam penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk pupuk subsidi, sehingga dapat digunakan secara lebih masif dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi peningkatan produksi serta efisiensi pertanian padi di Indonesia.
Dengan terselenggaranya workshop ini, diharapkan RCM/LKP Indonesia terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi petani serta pemangku kepentingan lainnya. Seiring dengan upaya mewujudkan pertanian yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan, kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan pertanian masa depan.